Senin, 09 Juni 2008
That's the way...My Baby!!!
Foto ini adalah tingkah laku bayi mungilku yg berusia 4 bulan.
Lihat saja gayanya udah seperti “acrobatic”.
Itulah gaya terbarunya yg bikin aku geregetan karena tiap kali harus selalu menurunkan kakinya ke bawah.
Tentu saja itu kulakukan mengingat dia itu kan gadis kecil ku….
Tetapi klo ku perhatikan bayi kecilku ini sepertinya tomboy ya???
Bisa dilihat dari tingkah lakunya yg….seperti bayi laki2….
Tapi mungkin saja suatu hari nanti anakku akan menjadi sosok yg atletis…
Mungkin bayiku ini mau menjadi atlet olahraga…hahahaha!!!
Senangnya Punya Bapak!!!
Ini adalah Rifat dan Rifqy…dua anak laki2 ini adalah sepupu kecilku.
Yang agak gemuk klo tdk salah namanya Galih, dia adalah sepupu dari Rifat dan Rifqy.
Kali ini mereka pergi bertamasya ke TMII di Jakarta timur.
Dari mereka balita , aku sudah tau kesukaan mereka jg hobby mereka (Rifat dan Rifqy).
Tentu saja krn aku dekat dg keduanya. Mereka sangat menyukai kereta api.Baik itu jelek atau pun yg modern sekalipun. Kenapa? Karena sedari kecil mereka pernah diajak bermain di stasiun kereta sampai mereka nangis ngga mau plg ke rumah. Tentu saja keesokan harinya pun mereka ketagihan dan merajuk ingin pergi kesana terus menerus.
Sampai saat ini pun mereka sering sekali naik kereta api. Hal itu dikarenakan mereka mempunyai rumah dekat dg kawasan Depok – Bogor. Jadi aktifitas pun mereka lakukan dg naik kreta (ngga selalu sih…tp sering!).
Dan sekarang mereka telah pindah rumah. Namun tetap saja kebiasaan itu kan slalu ada. Karena rumah kakek mereka dapat dilalui dg kereta api.
Laki2 dewasa itu adalah om ku, yg merupakan Bapak dari mereka. Sesosok bapak yg penuh dg dedikasi, pengorbanan dan yg terpenting ngga ingin mengecewakan keluarganya. Terutama anak2nya. Meskipun keadaan lelah dan ngantuk setelah bekerja. Si bapak tetap menepati janjinya untuk mengajak anak2nya pergi bertamasya. Bagi si bapak..”hal yg terpenting adalah melihat senyum dan tawa mereka yg lepas”
Catatan yg perlu diketahui om ku ini bekerja di salah satu PT. yg bergerak di bidang konstruksi (bangunan). Om ku bertugas menjalankan ALAT yg dinamai Tower Crane. Alat berat yg berfungsi untuk mengangkat dan memindahkannya dari tempat satu ke tempat lain yg dituju.
Jadi, bukankah suatu hal yg membanggakan ?
Bagiku YA. Karena …dulu saja …aku merasa, ayahku kurang mempunyai waktu untuk ku. Tentu saja aku amat bangga melihat om ku sebagai seorang bapak yg masih bisa dan mau menyempatkan waktu untuk keluarga terutama untuk anak2 nya.
Om ku ini jg seseorang yg sangat memperhatikan sekali orang2 di sekelilingnya, seseorang yg selalu mengingatkan apabila ada anaknya, istrinya, keluarganya, sahabatnya, bahkan orang lain yg baru dikenal yg lalai menjalankan sholat. Suamiku sendiri mendapatkan sms yg mengingatkan nya agar tidak lupa untuk sholat jum’at.
Dan tentu saja keluarganya sendiri bangga terhadapnya. Terutama anak2nya.
Hal yg aku dapati dari catatanku kali ini…
“ Aku ingin anak ku mendapatkan kebahagiaan, keceriaan, seperti anak2 lain nya yang MENGINGINKAN bahwa orangtua nya bisa dan mau menyempatkan waktu bagi mereka untuk merasakan kebersamaan sebagaimana keluarga yg utuh Ayah, Ibu, Kakak dan Adik.
Kamis, 05 Juni 2008
Lucu dan gemesin....
Ini adalah putriku…usianya 4 bulan saat ini…
Namanya Hanisa Thalitasyani….
Saat ini aku dan suami ku berbahgia kala memandang nya…meliahat tingkahlakunya….
Lihat saja posenya yg tergambar di foto…lucu kan? Dan tentu saja menggemaskan…
Saat ini bidadariku selalu saja “ngoceh” trkadang bunda ngga paham bahasanya…hehehe!
Kaki dan tangannya selalu aja bergerak aktif dan ngga mengenal lelah menendangi sesuatu yg dekat dg kakinya yg mungil itu.
Bunda pun di tendanginya…tapi sungguh sakit juga loh tendangannya walau umurnya baru 4 bulan.
Thalita juga sudah tertawa geliii sekali kalo di bercandain…
Yah…itulah bidadariku saat ini… lucu dan ngegemesin!!
Gengsi dan Ayahku
“Kenapa aku malu untuk memeluk ayahku dulu???...saat ia menyapa dan menghampiriku. Bertanya padaku, “apa ada masalah??”
Aku kini adalah seorang ibu rumah tangga dg 1 orang anak perempuan yg mungil dan sedang lucu2 nya. HANISAH THALITASYANI namanya. Mempunyai PANDEG RUWAHANANTO (suami) yg bertanggung jawab dan pekerja keras.
Tapi dalam catatan ku kali ini aku mau bercerita mengenai keluarga ku.
Nama ku Dwi Risanti usiaku saat ini hampir 25 di bulan Juni ini.
Tapi kini cm ada ibu dan abangku saja sepeninggal ayahku. Sampai akhirnya aku bertemu suami ku dan skrg ada bidadari kecilku yg mungil.
Aku selalu saja merasa gengsi setiap kali aku mendapatkan pehatian dan curahan kasih sayang dari ayahku. Waktu itu umurku skitar 11 tahun. Hal itu selalu ku dapatkan darinya bertahun2 hingga akhirnya beliau meninggalkan aku.
Selama beliau masih hidup hingga akhir hayatnya cm 2 kali kudapati dia marah. Pertama kali waktu beliau sdng tertidur, aku dan abangku berisik di sekitarnya. Dan ia merasa terganggu, tapi itupun aku cm di tegurnya. Cuma teguran sih memang, tp bg ku saat itu yg ngga pernah sekalipun di marahi/di tegurnya membuatku sediih sekali. Rasanya seperti habis dipukuli, padahal tidak.
Dan yg kedua adalah saat2 dia mau meninggalkan dunia ini. Yah…mungkin itu sebagai kenangan terakhir yg bisa kuingat sampai saat ini. Pada saat itu, beliau menimpuk aku dg kue karna kesal aku salah mendengar perkataannya. Aku sedih sekali…hingga akupun menangis. Melihat hal itu ibuku pun terkejut dan sekaligus mentertawai aku. Dan ibupun memarahi ayah. Karna tak seharusnya ia begitu. Namun apa mau dikata…”namanya jg orang sakit….”
Hingga akhirnya ayahku menemui ajalnya…Sedih sekali saat itu, menangis tak henti2nya. Kehilangan ayah bagiku..tdk seperti kehilangan pacar hehehe…berbeda sekali rasanya. Sampai saat ini pun….kesedihan itu terus ada di diriku.
Jadi buat kalian yg masih mempunyai orangtua yg komplit, sayangilah mereka dan rawatlah mereka..jangan sampai terlambat dan menyesal seperti aku.
Tapi aku bukanlah tipe anak yg melawan orangtua sendiri. Aku Cuma gengsi karna umurku pada saat itu yg beranjak remaja.
Dan GENGSI itu telah membuat ku berkata sampai sekarang “Kenapa aku harus gengsi saat ayah membelai rambutku sambil berkata “anak ku skr sudah besar ya??””
Untuk anak ku Thalita sayang…Kasihi dan sayangilah kedua Ayah Bunda mu…
Teruslah berbakti dan menjadi anak yg sholeha …. Dan jadilah kawan yg baik buat orang2 di sekelilingmu…
Aku kini adalah seorang ibu rumah tangga dg 1 orang anak perempuan yg mungil dan sedang lucu2 nya. HANISAH THALITASYANI namanya. Mempunyai PANDEG RUWAHANANTO (suami) yg bertanggung jawab dan pekerja keras.
Tapi dalam catatan ku kali ini aku mau bercerita mengenai keluarga ku.
Nama ku Dwi Risanti usiaku saat ini hampir 25 di bulan Juni ini.
Tapi kini cm ada ibu dan abangku saja sepeninggal ayahku. Sampai akhirnya aku bertemu suami ku dan skrg ada bidadari kecilku yg mungil.
Aku selalu saja merasa gengsi setiap kali aku mendapatkan pehatian dan curahan kasih sayang dari ayahku. Waktu itu umurku skitar 11 tahun. Hal itu selalu ku dapatkan darinya bertahun2 hingga akhirnya beliau meninggalkan aku.
Selama beliau masih hidup hingga akhir hayatnya cm 2 kali kudapati dia marah. Pertama kali waktu beliau sdng tertidur, aku dan abangku berisik di sekitarnya. Dan ia merasa terganggu, tapi itupun aku cm di tegurnya. Cuma teguran sih memang, tp bg ku saat itu yg ngga pernah sekalipun di marahi/di tegurnya membuatku sediih sekali. Rasanya seperti habis dipukuli, padahal tidak.
Dan yg kedua adalah saat2 dia mau meninggalkan dunia ini. Yah…mungkin itu sebagai kenangan terakhir yg bisa kuingat sampai saat ini. Pada saat itu, beliau menimpuk aku dg kue karna kesal aku salah mendengar perkataannya. Aku sedih sekali…hingga akupun menangis. Melihat hal itu ibuku pun terkejut dan sekaligus mentertawai aku. Dan ibupun memarahi ayah. Karna tak seharusnya ia begitu. Namun apa mau dikata…”namanya jg orang sakit….”
Hingga akhirnya ayahku menemui ajalnya…Sedih sekali saat itu, menangis tak henti2nya. Kehilangan ayah bagiku..tdk seperti kehilangan pacar hehehe…berbeda sekali rasanya. Sampai saat ini pun….kesedihan itu terus ada di diriku.
Jadi buat kalian yg masih mempunyai orangtua yg komplit, sayangilah mereka dan rawatlah mereka..jangan sampai terlambat dan menyesal seperti aku.
Tapi aku bukanlah tipe anak yg melawan orangtua sendiri. Aku Cuma gengsi karna umurku pada saat itu yg beranjak remaja.
Dan GENGSI itu telah membuat ku berkata sampai sekarang “Kenapa aku harus gengsi saat ayah membelai rambutku sambil berkata “anak ku skr sudah besar ya??””
Untuk anak ku Thalita sayang…Kasihi dan sayangilah kedua Ayah Bunda mu…
Teruslah berbakti dan menjadi anak yg sholeha …. Dan jadilah kawan yg baik buat orang2 di sekelilingmu…
Langganan:
Postingan (Atom)